10 Februari 2008

Kronologis Memar

Kapolri Copot Kapolda Sulawesi Selatan Berita yang benar awal kejadian Berita mengenai UMI yang benar,para mahasiswa sebenarnya demo menentang aksi kekerasan Polisi terhadap pendukung Baasyir dan kecaman terhadap RMS dimana Polisi sangat lembek,....berikut berita lengkapnya Polisi Bentrok Mahasiswa MAKASSAR -- Aksi unjukrasa yang dilakukan mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar soal kasus Abubakar Ba'asyir dan konflik Ambon, termasuk mempersoalkan sejumlah mahasiswa yang ditahan polisi ketika demonstrasi di kantor KPU Sulsel, berbuntut bentroknya mahasiswa dengan aparat kepolisian, Sabtu (1/5) kemarin. Aksi unjukrasa yang dilakukan mahasiswa UMI tersebut, awalnya berlangsung aman. Mahasiswa hanya membakar ban di tengah jalan di Jl Urip Sumoharjo tersebut. Di samping itu, juga melakukan orasi yang mengecam aparat tentang penanganan pimpinan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Abubakar Ba'asyir. Di samping itu, penanganan kasus konflik Ambon, mahasiswa juga menilai aparat keamanan terlalu lemah dalam melakukan tindakan. Sebab, menurut para mahasiswa dalam orasinya, konflik di Ambon bukanlah konflik bernuansa suku, ras, dan antargolongan (SARA) melainkan konflik yang dimotori separatis gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).

Persoalan lainnya, mahasiswa menyoroti penahanan sejumlah mahasiswa ketika melakukan aksi unjukrasa di KPU Sulsel. Para mahasiswa menilai tindakan aparat tersebut terlalu berlebihan. Sayangnya, unjukrasa mahasiswa yang memacetkan jalan, termasuk adanya penutupan jalan, membuat aparat sibuk untuk mengatur arus lalu lintas. Puncaknya, terjadi keributan antara aparat dan mahasiswa. Waktu itu, seorang anggota Perintis Polwiltabes Makassar Brigadir Polisi Satu (Briptu) Sudirman yang melintas di jalan Urip, tiba-tiba disandera mahasiswa dan dibawa ke bagian belakang Fakultas Teknologi Industri Kampus UMI. Aparat sendiri, setelah mendapat informasi adanya anggotanya yang disandera, segera menghubungi Pembantu Rektor III UMI, Ir H Lambang Basri S, agar mencari anggota polisi yang disandera. Di tengah upaya pencarian itu, mahasiswa lalu melakukan protes, termasuk berusaha menghalau petugas yang bermaksud masuk kampus UMI. Akibatnya, aparat terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan ke udara. Namun, tembakan peringatan tersebut, justru membuat mahasiswa semakin nekat menghadapi polisi, sehingga terjadilah aksi saling lempar. Akibat bentrok aparat dengan mahasiswa, setidaknya ada tiga mahasiswa menjadi korban luka parah dan dilarikan ke rumah sakit. Korban yang luka parah yakni Syaiful mahasiswa Fakultas Teknik sipil angkatan 1997, luka kena tembakan polisi di paha kiri, Polo Padang mahasiswa Fakultas Hukum, luka di bagian kepala, Yasin Baharuddin mahasiswa Fakultas Teknik Mesin, luka di bagian kepala kena popor senjata yang dilakukan oleh polisi. Ketiga-tiganya sedang dalam perawatan di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Ibnu Sina UMI. Sementara korban luka lainnya dari pihak mahasiswa yang sementara ditahan di Polresta Makassar Timur terdapat 43 orang, termasuk dua orang dosen Fakultas Teknik Mesin UMI, Ir. Amrullah, MT dan Ir. Ardi ikut diproses di Polresta Makassar Timur, tetapi kedua-duanya sudah dilepaskan pihak kepolisian sore kemarin Sabtu (1/5). Sementara itu, atas bentrok tersebut, Kapolwiltabes Makassar Kombes Pol Drs H Yose Rizal Effendy, yang ditemui di lokasi, menyebutkan, kita tidak melarang mahasiswa unjukrasa tetapi kita justru menghindari bentrok dengan masyarakat, sehingga polisi menutup jalan sehingga mereka bebas unjukrasa, kita tutup jalan pun kelompok mahasiswa tidak menerima karena tidak ada yang nonton aksinya. Sedangkan Pembantu Rektor III UMI, Ir Lambang Basri S, yang ikut ditemui di lokasi kejadian, menjelaskan bahwa kejadian ini sangat disesalkan, apalagi membuat jatuh korban luka parah dari pihak mahasiswa. Ir. Lambang yang juga ikut jadi korban lemparan batu dari aparat kepolisian dan mahasiswa, karena berusaha menghalau bentrokan massa, mengatakan tindakan aparat kepolisian sudah menyimpang dan seharusnya untuk menghadapi mahasiswa, pihak kepolisian tidak mengutus prajurit di lini terdepan karena dinilai sangat emosional dalam bertindak, sehingga peluang bentrok sangat besar. Di lain pihak Ketua BEM Fakultas Teknologi Industri (FTI) Muhammad Nur, yang dihubungi lewat telepon, menyesalkan tindakan aparat kepolisian yang merangsek masuk kampus UMI dan menggelandang mahasiswa sambil dipukuli dengan kayu dan popor senjata polisi, padahal mahasiswa, ada yang sementara praktikum, kuliah dan sedang diskusi di halaman Fakultas Teknologi Industri

1 komentar:

judi bola mengatakan...

salam sob.

Kapolri Copot Kapolda Sulawesi Selatan Berita yang benar awal kejadian Berita mengenai UMI yang benar,para mahasiswa sebenarnya demo menentang aksi kekerasan Polisi terhadap pendukung Baasyir dan kecaman terhadap RMS dimana Polisi sangat lembek.

nah ini harus segera di proses

Design by Dzelque Blogger Templates 2007-2008