28 Juli 2010
03 September 2009
Mengenal Lebih Dekat UKM Seni UMI
(Sumber: tribun-timur edisi Jumat, 10 April 2009) SABTU siang, 4 April 2009 lalu. Sekelompok anak muda-mudi menjadi pusat perhatian di peluncuran Komunitas Pemilih JITU yang digelar Komisi Nasional (Komnas) Perempuan di Hotel Santika, Jl Sultan Hasanuddin, Makassar. Saat itu kelompok ini memainkan musik aquistik sembari menyanyikan lagu-lagu barat dengan fasih dan dengan nada yang enak didengar. Usai bernyanyi, beberapa personel itu kemudian berganti peran dengan bermain teater banyolan yang mengundang tawa penonton. Itulah penampilan dari para personel dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unit Pengembangan Kreatifitas Seni Budaya dan Sastra (UPKSBS) Universitas Muslim Indonesia (UMI). Beberapa hadirin awalnya menyangka kelompok ini sebagai home band Hotel Santika, saking fasihnya melantunkan lagu-lagu barat. Musik dan teater adalah dua dari lima divisi yang ditangani UPKSBS UMI. Organisasi yang berdiri sejak 25 Mei 1999 lalu ini pun membawahi beberapa divisi lainnya yakni seni rupa, penulisan, dan tari.
Label: ukm seni umi
10 Februari 2008
KRONOLOGIS APRIL MAKASSAR BERDARAH 1996 AMARAH
Sejenak, mari memungut sejarah pedih satu demi satu kemudian menyusunnya tak menjadi menara gading. Amarah sudah berusia satu dasawarsa, tapi seolah-olah masih menjadi artefak di dinding-dinding penjara ketidak-adilan dan disulam menjadi tirai emas para tiran. 03 April 1996 Berawal dari kebijakan pemerintah dan keluarnya SK MENHUB tentang kenaikan tarif angkutan umum yang ditindak-lanjuti dengan SK walikota Makassar no: 900 tahun 1996 tentang penyesuaian tarif angkutan kota di kota Makassar. Kebijakan itu sangat memberatkan dan membuat semakin terpuruknya ekonomi masyarakat, maka dari inilah muncul geliat-geliat mahasiswa Makassar dalam merespon kebijakan pemerintah yang sangat tidak memihak masyarakat. Geliat-geliat ini akhirnya berakibat digelarnya aksi demonstrasi besar-beasaran oleh mahasiswa Makassar. Senin, 08 1996 Pukul 10.00 pagi Sekitar 200an mahasiswa yang tergabung dalam forum Pemuda Indonesia Merdeka (FPIM) menggelar mimbar bebas di kampus UMI dan kemudian menuju ke DPRD tingkat I Sul-Sel untuk mengajukan memorandum pencabutan SK maut dari Gubernur no: 93/96 dan walikota no: 900 tahun 1996. Senin, 22 1996 Pukul 10.00 pagi FPIM kembali menggelar mimbar bebas di kampus UMI Pukul 11.00 pagi Terjadi insiden kecil antara mahasiswa dan pegawai gubernuran di kantor gubernur. 8 orang utusan FPIM keluar dari gubernuran tanpa mendapat hasil apa-apa Pukul 12.00 siang Di jalan Urip Sumoharjo mahasiswa UMI melakukan aksi bakar ban. Selasa, 23 1996 Pukul 11.30 siang Mahasiswa UMI menggelar aksi spontan dengan menahan mobil damri di jalan Urip Sumoharjo sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah. Pukul 13.30 siang Aparat keamanan dari kepolisian datang dan segera membentuk pagar betis.kemudian terjadi dialog antara mahasiswa dan pihak kepolisian.
Label: Amarah
Naskah Peradaban Mimpi
Peradaban Mimpi Tema : ‘ Rakus’ Ide : para si perut buncit yang haus manari nari diatas pattapi simbol tempat sumber makanan, yang selalu berlindung para orang pemilik sepatu sepatu laras. Yang disekelilingnya tergeletak boneka boneka masa depan yang tertutup mulutnya., hingga pada satu saat mereka melepaskan penutup mulut mereka mulai berontak melawan para sepatu sepatu laras yang buta hingga akhirnya mereka menang dan pada saat merka meneror si prut buncit. siperut buncit kemudia membagikan beras berasnya dan seketika itu pula orang yang tadinya berontak saling berebut makanan saling bunuh saling menghancurkan antara satu dengan yang lainnya mengobarkan api api permusuhan yang pada akhirnya menghanguskan mereka semua. Siperut buncit menyaksikan dengan hati riang. Dan setelah mereka semua mati dia masuk menuju kearah penonton dan duduk diantara mereka sambil tertawa girang meneror mereka semua. Alur : 3 sosok yang mewakili rakyat tertindas meronta ronta sambil mengikat perut mereka yang menyimbolkan mereka hak hak mereka yang terenggut.
Label: Naskah
Pannampu 166 B
melewati jalan bebatuan berdebu.anakanak telanjang dada.raungan knalpot bersetubuh dengan asap. Gelak tawa di warung kopi.peluh.catur, domino dan rokok terselip disela bibir mereka mengingatkan aku kan kampung halamanku. aku ingat Ali selalu menutup hidungnya lantaran debu beterbangan seperti ribuan serbuk menyesakkan. setiap waktu pajak pembangunan datang mengetuk pintu dan kita hanya bisa melongo lalu sibuk dengan percakapan tak kunjung usai. bila hujan datang.puluhan kolam kecil tumbuh. Juga lumpur jadi lulur melewati jalan bebatuan berdebu.diperempatan langkahku henti.tiga puluh meter dari bola mataku gedung pemerintahan berdiri kokoh.sepi.mungkin lagi ada rapat atau mungkin ada lagi hanyut di kolamkolam spa.sauna.lulur dengan ramuan mewangi.esok berkoar tentang pembangunan.puluhan wartawan mengabadikan potretnya.lucu dan menggemaskan. Makassar, 2003
Label: Sajak
LUKISAN INDONESIA
Jika kau bertanya berapa orang tuaku : Kujawab dua ; ayah ibu membimbingku dengan belaian cinta Jika kau bertanya berapa jalur kehidupan : Kujawab dua ; baik buruk kehidupan ada dalam diri sendiri Jika kau bertanya berapa bola mataku : Kujawab dua ; memandang penderitaan saudaraku sampai kapan kan berakhir Jika kau bertanya berapa kupingku : Kujawab dua ; mendengar rintihan jerit pilu saudaraku sampai kapan kan berakhir Jika kau bertanya berapa lubang hidungku : Kujawab dua ; mengendus endus polusi sampai kapan kan berakhir Jika kau bertanya berapa warna bendera Indonesia : Kujawab dua ; merah putih, masihkah peta kemiskinan ada di situ Jika kau bertanya berapa penduduk Indonesia : Kujawab dua ; penindas dan tertindas tumbuh bagai jamur disetiap musim Jika kau bertanya berapa mulutku : Kujawab satu : Negeri ini dibangun dengan darah, keringat dan air mata Mari menerobos bentengbenteng penindasan Kelak kutak pulang ke rumah, ibu ? Tanyakan pada ayah tuk menancapkan bendera merah putih di pusaraku Biar bisa kujumpa para pahlawan Indonesia Makassar, 2003
Label: Sajak
SKETSA DUKA
Ngokkkk…nnggookkk….. Hahahahaahahaaaaa……. Heheehehhheeeeeeeeeee……hmm haha… Duka itu masih ada di sini Doadoa mengalir di mulut sungai pampang, tanah makassar hingga sebutir debu dipelupuk mataku. Ngokkkk…nnggookkk….. Hahahahaahahaaaaa……. Heheehehhheeeeeeeeeee……hmm haha… Suara itu Tawa itu Madu beraroma empedu Kakatua, 2006 (mengenang april makassar berdarah 1996)
Label: Sajak